![aplikasi bank sampah gratis aplikasi bank sampah gratis](https://i.ytimg.com/vi/lrr9O0jisXg/mqdefault.jpg)
Di tahun 1940an, Presiden Sukarno, dengan otoritas politik yang ada pada dirinya, langsung menerbitkan paspor Indonesia untuk Charles Tambu, seorang anak imigran yang berasal dari Sri Lanka, yang pernah diejek oleh Belanda sebagai "seorang tambi jang lari dari Singapura, kemudian bercollaborasi dengan Djepang, lalu mendjadi kaki tangan Republik Sukarno-Hatta.” (Madjalah Merdeka, No. Identitas, kebangsaan, nasionalisme di zaman yang heroik itu tidak diukur melalui sekeping buku tipis yang disebut paspor. Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tahun 1949, Tambu ditunjuk oleh Presiden Sukarno menjadi Konsul Jenderal Indonesia di Manila sampai 1953.Īpa yang hendak saya katakan adalah bawah kisah Charles Tambu memberi gambaran bahwa Republik Indonesia tampak lebih dewasa di usia mudanya dulu di tahun 1940an dan 1950an ketimbang sekarang. Simpati Tambu terhadang bangsa Indonesia dan sokongan moral dan pengetahuan yang ia berikan bagi perjuangan bangsa Indonesia, telah menggugah hati Presiden Sukarno untuk memberinya paspor Indonesia. Walau bukan berdarah Indonesia, walau asalnya jauh dari Ceylon sana, Tambu telah membela nama Indonesia di berbagai forum internasional, sejak dari New York sampai New Delhi, sejak dari Bangkok sampai Kuala Lumpur. “Charles Tambu: Turunan asing tapi djiwanja Indonesia”, demikian tulis Madjalah Merdeka, No. Akan tetapi ia sangat bersimpati kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
![aplikasi bank sampah gratis aplikasi bank sampah gratis](https://jualkoding.com/images/app/thumb/4e8de7e221ba787d386411c2646bdd87.png)
Charles Tambu adalah seorang lelaki berdarah Tamil dari orang tua yang merupakan imigran dari Sri Lanka.